Jumat, 24 April 2020

Finite State Automata & Non Finite State Automata

Teori Bahasa dan Automata
Finite State Automata & Non Finite State Automata

Finite state automata adalah mesin abstrak berupa sistem model matematika dengan masukan dan keluaran diskrit yang dapat mengenali bahasa paling sederhana (bahasa reguler) dan dapat diimplementasikan secara nyata. Finite state automata tidak memiliki tempat penyimpanan / memory, hanya bisa mengingat state terkini.

Finite state automata dinyatakan oleh pasangan 5 Tuple, yaitu :
M = (Q , Σ , δ , S , F )
Q                     = Himpunan state
Σ (Sigma)        = Himpunan simbol input (alfabet)
δ (Delta)          = Fungsi transisi δ : Q × Σ
S                      = State awal / initial state , S Q
F                      = State akhir, F Q


Karakteristik Finite Automata
1.    Setiap Finite Automata memiliki keadaan dan transisi yang terbatas.
2.  Transisi dari satu keadaan ke keadaan lainnya dapat bersifat deterministik atau non-deterministik.
3.    Setiap Finite Automata selalu memiliki keadaan awal.
4.    Finite Automata dapat memiliki lebih dari satu keadaan akhir.

jika setelah pemrosesan seluruh string, keadaan akhir dicapai, artinya otomata menerima string tersebut.

Setiap FSA memiliki:
1.        Himpunan berhingga (finite) status (state)
        ·           Satu buah status sebagai status awal (initial state), biasa dinyatakan q0
        ·           Beberapa buah status sebagai status akhir (final state).
2.        Himpunan berhingga simbol masukan
3.        Fungsi transisi

Menentukan status berikutnya dari setiap pasang status dan sebuah simbol masukan.

Cara Kerja Finite State Automata
Finite State Automata bekerja dengan cara mesin membaca memori masukan berupa tape yaitu 1 karakter tiap saat (dari kiri ke kanan) menggunakan head baca yang dikendalikan oleh kotak kendali state berhingga dimana pada mesin terdapat sejumlah state berhingga.
Finite Automata selalu dalam kondisi yang disebut state awal (initial state) pada saat Finite Automata mulai membaca tape. Perubahan state terjadi pada mesin ketika sebuah karakter berikutnya dibaca. Ketika head telah sampai pada akhir tape dan kondisi yang ditemui adalah state akhir, maka string yang terdapat pada tape dikatakan diterima Finite Automata (String-string merupakan milik bahasa bila diterima Finite Automata bahasa tersebut).

Finite State Diagram (FSD)
Finite State Automata dapat dimodelkan dengan Finite State Diagram (FSD) dapat juga disebut State Transition Diagram. Sistem transisi adalah sistem yang tingkah lakunya disajikan dalam bentuk keadaan-keadaan (states). Sistem tersebut dapat bergerak dari state yang satu ke state lainnya sesuai dengan input yang diberikan padanya.
Fungsi Transisi (δ) adalah representasi matematis atas transisi keadaan.
Finite State Diagram terdiri dari:
·           Lingkaran menyatakan state
 Lingkaran diberi label sesuai dengan nama state tersebut. Adapun pembagian lingkaran adalah:
 ·           Lingkaran bergaris tunggal berarti state sementara
 ·           Lingkaran bergaris ganda berarti state akhir
·           Anak Panah menyatakan transisi yang terjadi.
 Label di anak panah menyatakan simbol yang membuat transisi dari 1 state ke state lain. 1 anak   panah diberi label start untuk menyatakan awal mula transisi dilakukan.

Contoh FSA : Pencek parity ganjil




Misal input : 1101
Genap —1— Ganjil —1— Genap — 0 — Genap — 1 — Ganjil (berakhir pada ganjil) : Sehingga “1101” diterima  mesin.
Misal input : 1100
Genap — 1 — Ganjil — 1 — Genap — 0 — Genap — 0 — Genap (berakhir pada genap) : Sehingga “1100” ditolak mesin.
Dari contoh diatas, maka:
Q = {Genap, Ganjil}
Σ = {0,1}
S = Genap
F = {Ganjil}



atau
δ (Genap, 0) = Genap
δ (Genap, 1) = Ganjil
δ (Ganjil, 0) = Ganjil
δ (Ganjil, 1) = Genap

FSA dibentuk dari lingkaran yang menyatakan state:
·           Label pada lingkaran adalah nama state.
·           Busur menyatakan transisi/ perpindahan.
·           Label pada busur yaitu symbol input.
·           Lingkaran yang didahului sebuah busur tanpa label menyatakan state awal
·           Lingkaran ganda menyatakan state akhir/ final.
Jadi sebuah mesin otomata dapat dinyatakan dalam diagram transisi, fungsi transisi dan tabel transisi.

Jenis Finite State Automata (FSA)
Ada dua jenis FSA :
1.        Deterministic Finite Automata (DFA)
Artinya : Dari suatu state ada tepat satu state berikutnya untuk setiap simbol input yang diterima.
2.        Non-deterministic Finite Automata (NDFA) / NFA
Artinya : Dari suatu state bisa terdapat 0,1 atau lebih busur keluar (transisi) berlabel simbol input yang sama.

Deterministic Finite Automata (DFA)
Q                     = Himpunan state / kedudukan
Σ (Sigma)        = Himpunan simbol input (alfabet)
δ (Delta)          = Fungsi transisi δ : Q × Σ
S                      = State awal / initial state
F                      = State akhir / final state
Language ➝ L (M) : ( x | δ (S,x) di dalam F)

Contoh 1 :
Pengujian untuk menerima bit string dengan banyaknya 0 genap, serta banyaknya 1 genap.
Diagram transisinya :



DFA nya :
Q = {q0 , q1 , q2 , q3}
Σ = {0,1}
S = q0
F = {q0}
Fungsi transisi :



Input : 0011
Maka tracking :
δ (q0,011) = δ (q2,11) = δ (q3,1) = q2 ⇒ Karena q2 termasuk dalam state akhir, maka “0011” berada dalam L(M)

Input : 10010
Maka tracking :
δ( q0,1010) = δ( q1,010) = δ( q3,10) = δ( q2,0) = q0 ⇒ Karena q0 tidak termasuk dalam state akhir, maka “10010” tidak berada dalam L(M)

Contoh 2 :
Diagram transisinya :



DFA nya :
Q = {q0 , q1 , q2}
Σ = {a,b}
S = q0
F = { q2}
Fungsi transisi :




δ( q0,a) = q0
δ( q0,b) = q1
δ( q1,a) = q1
δ( q1,b) = q2
δ( q2,a) = q1
δ( q2,b) = q2

Input : abb
Maka tracking :
δ( q0,abb) = δ( q0,bb) = δ( q1,b) = q2 ⇒ Karena q2 termasuk dalam state akhir, maka “abb” berada dalam L(M)

Input : baba
Maka tracking :
δ(q0,baba) = δ(q1,aba) = δ(q1,ba) = δ(q2,a) = q1 ⇒ Karena q1 tidak termasuk dalam state akhir, maka “baba” tidak berada dalam L(M)

Non-deterministic Finite Automata (NDFA) / NFA
Q                     = Himpunan state / kedudukan
Σ (Sigma)        = Himpunan simbol input (alfabet)
δ (Delta)          = Fungsi transisi, dimana δ Î Q × (Σ ∪ ε ) ➝ p(Q)
S                      = State awal / initial state
F                      = State akhir / final state
Language ➝ L (M) : ( x | δ (S,x) di dalam F)

Contoh :
Berikut ini sebuah contoh NFA (Q, Σ, δ, S, F) dimana : Q = {q0, q1, q2, q3, q4}
δ diberikan dalam tabel berikut :



Σ = {a, b, c}
S = q0
F = {q4}



Sebuah kalimat di terima NFA jika:
Salah satu trackingnya berakhir di state akhir atau himpunan state setelah membaca string tersebut mengandung state akhir
Telusurilah, apakah kalimat-kalimat berikut diterima NFA di atas :
ab, abc, aabc, aabb
Jawab:
δ (q0 ,ab) δ (q0,b) δ (q1 ,b) {q0, q2} {q1} = {q0 , q1 , q2}
Himpunan state tidak mengandung state akhir kalimat ab tidak diterima

δ (q0 ,abc) δ( q0 ,bc) δ (q1 ,bc) {δ(q0 ,c) δ(q2 ,c)} ∪ δ (q1 , c)
{{ q0 , q3 }{ q2 }}{ q1 } = {q0 , q1 , q2 ,q3 }
Himpunan state tidak mengandung state akhir kalimat abc tidak diterima

Ekuivalensi Antar Deterministic Finite Automata
Dua DFA M1 dan M2 dinyatakan ekivalen apabila L(M1) = L(M2)




Reduksi Jumlah State pada FSA
·   Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah state tanpa mengurangi kemampuan untuk  menerima suatu bahasa seperti semula (efisiensi)
·         State pada FSA dapat direduksi apabila terdapat useless state
·        Hasil dari FSA yang direduksi merupakan ekivalensi dari FSA semula

Pasangan State dapat dikelompokkan berdasarkan:
·         Distinguishable State (dapat dibedakan)
Dua state p dan q dari suatu DFA dikatakan indistinguishable apabila:
δ (q,w) Î F dan δ (p,w) Î F atau δ (q,w) F dan δ (p,w) F untuk semua w Î S*
·         Indistinguishable State (tidak dapat dibedakan)
Dua state p dan q dari suatu DFA dikatakan distinguishable jika ada string w Î S* hingga:
δ (q,w) Î F dan  δ (p,w) F

Reduksi Jumlah State pada FSA - Relasi
Pasangan dua buah state memiliki salah satu kemungkinan : distinguishable atau indistinguishable tetapi tidak kedua-duanya. Dalam hal ini terdapat sebuah relasi :

jika                   p dan q   indistinguishable,
dan                   q  dan r   indistinguishable
maka                p,  r  indistinguishable dan
 p, q, r indistinguishable

Dalam melakukan eveluasi state, didefinisikan suatu relasi : Untuk Q yg merupakan himpunan semua state
·           D  adalah  himpunan state-state distinguishable,  dimana D Ì Q
·           N  adalah himpunan state-state indistinguishable, dimana N Ì Q
·           maka  x Î N  jika  x Î Q  dan x Ï D

Reduksi Jumlah State pada FSA – Step
·         Hapuslah semua state yang tidak dapat dicapai dari state awal (useless state)
·        Buatlah semua pasangan state (p, q) yang distinguishable, dimana p Î F dan q Ï F.  Catat semua pasangan-pasangan state tersebut.
·         Cari state lain yang distinguishable dengan aturan :
“Untuk semua (p, q) dan semua a Î ∑, hitunglah δ (p, a) = pa dan δ (q, a) = qa
Jika pasangan (pa, qa) adalah pasangan state yang distinguishable maka pasangan (p, q) juga termasuk pasangan yang distinguishable.
·      Semua pasangan state yang tidak termasuk sebagai state yang distinguishable merupakan state-state indistinguishable
·         Beberapa state yang indistinguishable dapat digabungkan menjadi satu state.
·         Sesuaikan transisi dari state-state gabungan tersebut.

Contoh :
Sebuah Mesin DFA



·           State q5 tidak dapat dicapai dari state awal dengan jalan apapun (useless state). Hapus state q5
·           Catat state-state distinguishable, yaitu : 
q4 Î F sedang q0, q1, q2, q3 Ï F sehingga pasangan
(q0, q4) (q1, q4) (q2, q4) dan (q3, q4) adalah distinguishable.
·        Pasangan-pasangan state lain yang distinguishable diturunkan berdasarkan pasangan dari langkah 2, yaitu : 
-          Untuk pasangan (q0, q1)  δ(q0, 0) = q1 dan δ(q1, 0) = q2 belum teridentifikasi 
δ(q0, 1) = q3 dan δ(q1, 1) = q4 (q3, q4) distinguishable
maka (q0, q1) adalah distinguishable.
-         Untuk pasangan (q0, q2)
δ (q0, 0) = q1 dan δ(q2, 0) = q1 belum teridentifikasi 
δ(q0, 1) = q3 dan δ(q2, 1) = q4 (q3, q4) distinguishable
maka (q0, q2) adalah distinguishable

·        Setelah diperiksa semua pasangan state maka terdapat state-state yang distinguishable : (q0, q1), (q0, q2), (q0, q3), (q0, q4), (q1, q4), (q2, q4), (q3, q4)
Karena berdasarkan relasi-relasi yang ada, tidak dapat dibuktikan (q1, q2), (q1, q3) dan (q2, q3) distinguishable, sehingga disimpulkan pasangan-pasangan state tersebut indistinguishable
·        Karena q1 indistinguishable dengan q2, q2 indistinguishable dengan q3, maka dapat disimpulkan q1, q2, q3 saling indistinguishable dan dapat dijadikan satu state. 
·         Berdasarkan hasil diatas  maka hasil dari DFA yang direduksi menjadi :





Semoga artikel ini dapat membantu dalam memahami tentang Finite State Automata & Non Finite State Automata. Mohon maaf bila ada salah penulisan. Karena kesalahan hanya milik manusia dan kebenaran hanya milik Allah SWT. Terima kasih ☺️


Daftar Pustaka :
Materi 7 Finite State Automata & Non Finite State Automata Dosen pengampu Teori Bahasa dan Automata : Garno, M.Kom Fakultas Ilmu Komputer Universitas Singaperbangsa Karawang.
riskasimaremare.wordpress.com. Finite State Automata diakses melalui 
docplayer.info. Teori Bahasa dan Automata Finite State Automata & Non Finite State Automata. Diakses melalui https://docplayer.info/36555908-Teori-bahasa-dan-automata-finite-state-automata-non-finite-state-automata.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar